Selasa, 13 Juli 2010


Musabaqah Tilawatil Quran
MTQ adalah kepanjangan dari Musabaqah Tilawatil Quran atau lomba membaca Al-quran dengan lagu yang selama ini sudah dikenal. MTQ telah ada di Indonesia sejak tahun 1940-an sejak berdirinya Jam'iyyatul Qurra wal huffadz yang didirikan oleh Nahdlatul Ulama, ormas terbesar di Indonesia.
Sejak tahun 1968, saat menteri agama dihabat K.H. Muhammad Dahlan (salah seorang ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) MTQ dilembagakan secara nasional. MTQ pertama diselenggarakan di Makassar pada bulan Ramadhan tahun 1968. Kala itu hanya melombagakan tilawah dewasa saja dan melahirkan Qari Ahmad Syahid dari jawa Barat dan Muhammadong dari Slawesi Selatan. MTQ kedua diselenggarakan di Banjarmasin tahun 1969. Tahun 1970 MTQ ketiga diselenggarakan di Jakarta dengan acara yang sangat meriah.
MTQ kini sudah berlangsung 23 kali. Banten akan menjadi tuan rumah MTQ Nasional ke 24. Kini, tidfak hanya lagu yang dilombagakan, juga termasuk cerdfas cermat, pidato, kaligrafi, dan lain sebagainya.
MTQ juga diselenggarakan antar dan di dalam instansi tertentu. MTQ Wartawan diselenggarakan secara rutin tiga tahun sekali dan akan memasuki MTQ kelima tahun 2008 nanti. MTQ Pertamina terhenti sejak tahun 1980. MTQ Telkom dengan nama MAN (Musabawah Al-Quran Nasional) tahun 2008 ini akan dilangsungkan di banda Aceh seagai MAN ke delapan.
Lagu-lagu tilawah antara lain Bayati, Syika, Nahwand, Rost, Jiharka, dan lain sebagainya.
Qari-qari terkenal asal Indonesia antara lain:
1. K.H. Aziz Muslim,
2. K.H. Bashori Alwi,
3. Hj. Rofiqoh darto Wahab,
4. Hj. Nursiah Ismail, Hj. Aminah,
5. Hj. Maria Ulfah, Muammar ZA, Muhammadong,
6. Muhammad Ali,
7. H. Wan Muhammad Ridwan Al-Jufrie'.


Qori Indonesia Juara MTQ Internasional
*Kuala Trengganu, Malaysia, 26/8*
Qori Indonesia
A. Mu`min Mubarok,
berhasil meraih juara pertama untuk kategori pria dalam Musabaqoh Tilawatil Qur`an (MTQ) Internasional ke-50 di Taman Peradaban Islam di sini Senin malam.
Mu’min berhak hadiah uang senilai 28.552 ringgit Malaysia, tropi dan sertifikat. Hadiah yang sama juga diterima Fatimah Ha’ra’ti asal Thailand yang berhasil menjadi juara pertama untuk kategori putri.
Juara kedua kategori pria dimenangkan oleh Abdul Karim Mubarak dari Marokko sedangkan tempat ketiga dimenangkan Reza Mohammad Poor dari Iran.
Pada kelompok putri, juara kedua dan ketiga dimenangkan oleh Sharifah Khasif Fadzilllah Syed Mohd Badiuzzaman dari Malaysia dan Nurfaezah Emran dari Brunei Darussalam.
Pemenang kedua menerima hadiah senilai 10.164 ringgit Malaysia, sebuah tropi dan sertifikat dan pemenang ketiga menerima hadiah uang 6.776 ringgit Malaysia.
Pada kesempatan tersebut, juga diluncurkan dua buku yang diterbitkan dalam tiga bahasa – Melayu, Inggris dan Arab – oleh Departemen Pembangunan Islam Malaysia (Jakim) untuk memperingati 50 tahun MTQ Internasional, demikian seperti dilaporkan Bernama.


MAKNA MTQ
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) adalah bagaimana Umat Islam berupaya mengaplikasikan ajaran yang dikandung kitab suci itu dalam kehidupan sehari-hari.

Ajaran Al-Qur’an mencakup seluruh aspek kehidupan. Mulai dari tata cara beribadah, bernegara, berbangsa dan bermasyarakat hingga aspek penegakan hukum, akhlak dan moral, urusan perdagangan, politik, pendidikan, pergaulan dan sebagainya. Kita selamat dunia-akhirat kalau menggunakan pedoman Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Menurut saya, MTQ memang mempertemukan para peserta untuk saling berkompetisi meraih hasil terbaik, namun makna MTQ bukan soal kalah-menang. MTQ juga dapat dimaknai sebagai ajang mempererat Ukhuwah Islamiyah. Saling kenal dan mempelajari kelebihan masing-masing cukup penting dilakukan demi membangun kebersamaan sebagai salah satu modal pembangunan.

MTQ Tingkat Nasional yang mempertemukan kafilah dari seluruh Indonesia tentu saja akan diwarnai persaingan menjadi yang terbaik, tidak hanya hal tersebut, tetapi yang lebih penting dan perlu disadari bersama bahwa MTQ Tingkat Nasional yang telah diselenggarakan di Banten ini memiliki arti yang lebih penting, yaitu melalui ajang ini dapat dijadikan sarana untuk mempersatukan Umat Islam di seluruh Indonesia.

Pada acara penutupan yang digelar secara meriah dan penuh dengan rasa persatuan itu, ada dua catatan penting. Pertama, umat Islam diajak senantiasa mempedomani ajaran Al Qur’an karena hanya dengan cara itulah akan terbentuk manusia beriman dan bertaqwa, taat kepada pencipta, dan menjunjung tinggi supremasi hukum.
Kedua, memelihara silaturrahim, persatuan dan persaudaraan serta mengedepankan kerukunan antarsesama.
MAKNA MTQ
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) adalah bagaimana Umat Islam berupaya mengaplikasikan ajaran yang dikandung kitab suci itu dalam kehidupan sehari-hari.

Ajaran Al-Qur’an mencakup seluruh aspek kehidupan. Mulai dari tata cara beribadah, bernegara, berbangsa dan bermasyarakat hingga aspek penegakan hukum, akhlak dan moral, urusan perdagangan, politik, pendidikan, pergaulan dan sebagainya. Kita selamat dunia-akhirat kalau menggunakan pedoman Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Menurut saya, MTQ memang mempertemukan para peserta untuk saling berkompetisi meraih hasil terbaik, namun makna MTQ bukan soal kalah-menang. MTQ juga dapat dimaknai sebagai ajang mempererat Ukhuwah Islamiyah. Saling kenal dan mempelajari kelebihan masing-masing cukup penting dilakukan demi membangun kebersamaan sebagai salah satu modal pembangunan.

MTQ Tingkat Nasional yang mempertemukan kafilah dari seluruh Indonesia tentu saja akan diwarnai persaingan menjadi yang terbaik, tidak hanya hal tersebut, tetapi yang lebih penting dan perlu disadari bersama bahwa MTQ Tingkat Nasional yang telah diselenggarakan di Banten ini memiliki arti yang lebih penting, yaitu melalui ajang ini dapat dijadikan sarana untuk mempersatukan Umat Islam di seluruh Indonesia.

Pada acara penutupan yang digelar secara meriah dan penuh dengan rasa persatuan itu, ada dua catatan penting. Pertama, umat Islam diajak senantiasa mempedomani ajaran Al Qur’an karena hanya dengan cara itulah akan terbentuk manusia beriman dan bertaqwa, taat kepada pencipta, dan menjunjung tinggi supremasi hukum.
Kedua, memelihara silaturrahim, persatuan dan persaudaraan serta mengedepankan kerukunan antarsesama.